PEMBUKA BICARA DARIPADA
MENTERI LUAR NEGERI MALAYSIA
Alhamdulillah syukur kita ke hadrat Allah SWT kerana
Piagam ASEAN telah dapat diterjemahkan dari
Bahasa Inggeris ke dalam Bahasa Melayu. Usaha
penterjemahan ini diharap akan memberi kelebihan
kepada Bahasa Melayu dari sudut pengkayaan
bahasa ibunda disamping memberi manfaat yang
lebih meluas kepada rakyat Malaysia khususnya
dan rakyat Negara Asia Tenggara yang bahasa
pertuturannya Bahasa Melayu amnya yang ingin
memahami dan mendalami Piagam tersebut.
Pemeteraian tandatangan Piagam ASEAN pada
20 November 2007 dan penguatkuasaan Piagam
tersebut pada 15 Disember 2008 merupakan
detikdetik penting kepada ASEAN bagi merintis
langkah ke hadapan di dalam membentuk satu
Komuniti ASEAN yang diidam-idamkan menjelang
tahun 2015.
Saya menaruh keyakinan tinggi bahawa inisiatifinisiatif ASEAN berpandukan kepada Piagam
yang telah dipersetujui akan dapat membuahkan
keamanan dan kestabilan di rantau ini. Disamping
itu juga, ianya akan membentuk Negara-Negara
Asia Tenggara yang bersatu, bekerjasama, dinamik,
prihatin, mempunyai kredibiliti dan berketrampilan di
pentas antarabangsa.
Akhir kata, saya ingin merakamkan ribuan terima
kasih kepada pihak Institut
Terjemahan Negara, Jabatan Peguam Negara dan
semua yang terlibat dalam
menjayakan usaha menterjemahkan Piagam ASEAN
ke dalam Bahasa
Melayu ini.
DATO’ SERI UTAMA DR. RAIS YATIM
25 Februari 2009
My Tugas
Sunday, June 24, 2018
Pembukaan Piagam ASEAN Bahasa Malaysia
Pembukaan UUD 1945
UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA
TAHUN 1945
PEMBUKAAN
(Preambule)
Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh
sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan
peri-kemanusiaan dan peri-keadilan.
Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat
yang berbahagia dengan selamat sentausa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan
pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil
dan makmur.
Atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan
luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia
menyatakan dengan ini kemerdekaannya.
Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial, maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu
Undang Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara
Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada Ketuhanan
Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawatan/Perwakilan,
serta dengan mewujudkan suatu Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Kumpulan Soal + Jawaban Sejarah Kelas 11
1. Pemimpin pemberontakan PKI Madiun tahun 1948 adalah....
Jawaban: Musso
2. Maklumat Pemerintah tanggal 5 Oktober 1945 berisikan pembentukan organisasi ketentaraan yang bernama....
Jawaban: Tentara Keamanan Rakyat
3. Demi perkembangan demokrasi, BP-KNIP mengajurkan rakyat untuk mendirikan partai-partai politik sebagai pembuktian bahwa demokrasi rakyat dijamin eksistensinya oleh Pemerintah RI. Hal ini diusulkan dalam sidang BP-KNIP dan disetujui oleh presiden sehingga keluarlah....
Jawaban: Maklumat Wakil Presiden tanggal 3 November 1945
4. Rekonstruksi dan rasionalisasi (Re-Ra) Angkatan Perang pada tahun 1948 dimaksudkan untuk....
Jawaban: mengurangi beban ekonomi dan meningkatkan mutu angkatan perang
5. Tugas penumpasan terhadap Pemberontakan PKI Madiun tahun 1948 dilakukan oleh....
Jawaban: pasukan TNI di bawah pimpinan kolonel Gatot Subroto dan Kolonel Sungkono
6. Kondisi perekonomian Indonesia pada awal kemerdekaan adalah...
Jawaban: pendapatan pemerintah tidak seimbang dengan pengeluaran
7. Pemerintah RI pada bulan Oktober 1946 memberlakukan mata uang ORI karena....
Jawaban: upaya mengatasi kekacauan ekonomi
8. Salah satu upaya Pemerintah RI untuk mengisi kas negara di awal kemerdekaan adalah....
Jawaban: menyelenggarakan Pinjaman Nasional
9. Sistem multipartai di Indonesia pada awal kemerdekaan bertujuan....
Jawaban: menegakkan sistem pemerintahan berdasarkan demokrasi
10. Kabinet parlementer pertama yang dibentuk pada awal kemerdekaan dipimpin oleh Perdana Menteri....
Jawaban: Sutan Syahrir
11. Di bawah ini negara yang membantu Indonesia menembus blokade ekonomi Belanda melalui jalur politik adalah....
Jawaban: India
12. Pada masa awal pemulihan kondisi ekonomi setelah kemerdekaan, pemerintah RI untuk sementara waktu mengakui mata uang yang berlaku, yaitu....
Jawaban: uang pemerintahan Hindia Belanda, uang pemerintahan pendudukan Jepang, dan uang De Javasche Bank
13. Kebijakan pemerintah dalam bidang ekonomi, yakni Rencana Produksi Lima Tahun oleh Menteri Urusan Bahan Makanan pada kabinet Hatta disebut....
Jawaban: Plan Kasimo
14. Maklumat Pemerintah tanggal 3 November 1945 berisi tentang...
Jawaban: anjuran berdirinya partai-partai politik di Indonesia
15. Penggantian kabinet presidensial menjadi kabinet parlementer pada awal kemerdekaan pada hakikatnya merupakan....
Jawaban: tindakan yang menyimpang dari UUD 1945
16. Kelompok masyarakat yang paling menderita akibat inflasi pada awal berdirinya republik indonesia adalah petani karena petani
Jawaban: paling banyak menyimpan mata uang Jepang
17. Salah satu alasan belanda melakukan blokade pada bulan november 1945 adalah
Jawaban: melindungi bangsa indonesia dari tindakan dan perbuatan yang dilakukan oleh bukan bangsa indonesia
18. Usaha yang dilakukan pemerintah untuk menembus blokade ekonomi ditunjukkan oleh
Jawaban: memberikan bantuan beras kepada india, mengadakan hubungan dagang langsung dengan luar negeri
19. BTC (banking and trading corporation) adalah suatu badan perdagangan semi pemerintah yang dipimpin langsung oleh Dr. Ong Eng Die dan
Jawaban: Dr. Sumitro Joyohadikusumo
20. Konferensi ekonomi 1 bulan februari 1946 membahas mengenai masalah ekonomi yang ada di
Jawaban: Jawa
21. Tokoh yang dalam konferensi ekonomi 2 memberi saran tentang rehabilitasi pabrik gula karena gula merupakan bahan ekspor yang penting sehingga pengusahaannya harus dikuasai oleh negara adalah
Jawaban: Moh. Hatta
22. Saran yang diberikan oleh Kasimo untuk meningkatkan produksi bahan pangan dalam program Plan Kasimo adalah
Jawaban: mengadakan program intensifikasi di jawa, menyediakan kebun bibit di setiap desa untuk menyediakan bibit unggul bagi rakyat, menanami tanah-tanah yang kosong terutama di sumatra, pemeliharaan hewan secara baik
23. Setelah berhasil menang dalam perang dunia 2,pasukan sekutu yang mendapat tugas masuk ke indonesia adalah
Jawaban: tentara inggris
24. Pasukan sekutu yang bertugas menangani indonesia bagian barat adalah afnei yang dibentuk oleh mounbatten dan dibawah pimpinan
Jawaban: brigjen A.W.S Mallaby
25. Tugas AFNEI di Indonesia adalah
jawaban: menerima penyerahan dari tangan jepang, melucuti dan mengumpulkan orang jepang untuk kemudian dipulangkan, menegakkan dan mempertahankan keadaan damai untuk kemudian diserahkan kepada pemerintah sipil, mengimpun keterangan tentang penjahat perang dan menuntut mereka ke pengadilan
26. Dibawah pimpinan brigjen A.W.S Mallaby, pada tanggal 25 oktober 1945 pasukan AFNEI dari brigade 49 mendarat di
Jawaban: tanjung perak,surabaya
27. Pertempuran ambarawa terjadi antara pasukan TKR bersama rakyat Indonesia dan pasukan sekutu-inggris. Pertempuran tersebut berlangsung pada tanggal 20 November 1945 sampai dengan tanggal
Jawaban: 15 desember 1945
28. Peristiwa gugurnya Mohammad Toha dalam peristiwa Bandung Lautan Api difilmkan dengan judul
Jawaban: Toha pahlawan bandung selatan
29. Akibat dari peristiwa Bandung Lautan Api bagi pasukan AFNEI adalah
Jawaban: pasukan afnei mengalami kesulitan akomodasi dan logistik kota bandung
30. Perundingan Linggajati dilakukan di Linggajati sebelah selatan Cirebon yang dipimpin oleh
Jawaban: Lord Killearn
31. Siapa yang menjadi tulang punggung pemerintah pada saat awal kemerdakaan
Jawaban : Petani
32. Penghasilan pemerintah pada saat awal kemerdekaan hanya berasal dari…
Jawaban : Produksi Pertanian
33. Indonesia menjalin hubungan dengan perusahaan Amerika Serikat yaitu
Jawaban : Isbrantsen Inc.
34. Konferensi Ekonomi I (satu) dilaksanakan pada bulan dan tahun..
Jawaban : Februari 1946
35. Pada awal kemerdekaan Indonesia, pemerintah melalui menteri keuangan yaitu Ir. Soerahman mengatasi kesulitan keuangan yaitu dengan melakukan …
Jawaban : Pinjaman Nasional
36. Hasil pembangunan Orde Baru yang dapat dinikmati rakyat Indonesia adalah
Jawaban : Kebebasan Pers
37. Dalam usaha untuk menembus Blokade Ekonomi, Indonesia memberikan bantuan beras kepada..
Jawaban : India
38. Pembentukan Planning Board pada tanggal ..
Jawaban ; 19 Januari 1947
39. Apa singkatan dari BTC...
Jawaban : Banking and Trading Corporation
40. Pahlawan yang berada di mata uang Rupiah yang baru adalah...
Jawaban : Dr. K. H. Idham Chalid
41. Konferensi Ekonomi II (Dua) dilaksanakan pada tanggal...
Jawaban : 6 Mei 1946
42. Terjadinya inflasi disebabkan peredaran mata uang Jepang yang tidak terkendali, yaitu sekitar...
Jawaban : 4 Miliar
43. Belanda memperhitungkan bahwa dengan senjata ekonomi akan dapat merobohkan Republik Indonesia. Blokade laut mulai dilakukan pada bulan
Jawaban :November 1945
44. Hubungan dagang langsung dengan luar negeri dengan menembus blokade ekonomi Belanda di Sumatera dengan tujuan Negara... dan ..
Jawaban : Singapura dan Malaysia
45. Siapa pahlawan dalam uang logaam Rp 200 mata uang Indonesia yang baru ..
Jawaban : Dr. Tjipto Mangunkusumo
46. Siapa menteri keuangan Negara Republik Indonesia saat ini…
Jawaban : Sri Mulyani
47. Siapa Bapak Koperasi Indonesia..
Jawaban : Mohammad Hatta
48. Program Rera diprakarsai oleh
Jawaban : Moh . Hatta
49. Berapa jumlah pecahan mata uang rupiah yang baru...
Jawaban : 11
50. Mata uang Rupiah yang baru diresmikan oleh Bapak Presiden Indonesia pada tanggal... Jawaban : 19 Desember 2016
51. Mata uang Indonesia pada saat pendudukan Belanda adalah
Jawaban : Gulden Hindia Belanda atau Nederlands Indische Gulden
52. Tokoh yang memberi saran tentang rehabilitasi pabrik gula karena gula merupakan bahan ekspor yang penting sehingga pengusahanya harus dikuasai oleh negara adalah…
Jawaban : Moh. Hatta
53. Krisis ekonomi Indonesia didahului dengan terjadinya krisis ....
Jawaban : Moneter/Keuangan
54. Gerakan yang didalangi oleh golongan kolonialisme Belanda yang ingin mengamankan kepentingan ekonominya di Indonesia adalah ....
Jawaban : APRA
55. Bangsa Indonesia dapat mencapai swasembada beras pada tahun
Jawaban : 1984
56. Bank yang menjadi cikal bakal nya Bank Indonesia adalah..
Jawaban : De Javasche Bank
57. Menurut Prof. Dr. Sumitro Djojohadikusumo, tujuan mengubah struktur ekonomi nasional di bidang perdagangan dapat berhasil jika ....
Jawaban : Di Indonesia tumbuh kelas pengusaha
58. Pasal yang berkaitan dengan Perekonomial adalah pasal..
Jawaban : Pasal 33 UUD 1945
59. Tujuan dilaksanakannya sistem ekonomi Gerakan Banteng adalah .... Jawaban : memberikan perlindungan kepada industri dalam negeri dari persaingan industri swasta asing
60. Tujuan diberlakukannya sistem ekonomi Ali-Baba adalah .... Jawaban : memajukan pengusaha pribumi
Wawacan Panji Wulung, Bahasa Sunda
PANJI WULUNG
Kacaritakeun aya hiji karajaan,
katelah ngaranna Nagara Sokadana.
Karajaan anu kamashur ma’mur,
kawéntar beunghar ka mana-mana,
ceuk paribasa mah réa ketan réa keton.
Ari rajana ngaran Prabu Déwakeswari.
Raja anu adil jeung bijaksana,
sarta nyaah ka sakabéh rahayatna.
Enggoning ngajalankeun pamaréntahanana,
Kangjeng Raja dibantuan ku hiji patih,
anu ngaranna Patih Lembu Jayéng Pati.
Patih anu kakoncara percéka loba kabisa,
pinter sarta asak tinimbanganana.
Anu matak dipikolot ku Kangjeng Raja.
Katambah-tambah kacida satia jeung satuhuna,
tara kacatur ngijing sila béngkok sembah.
Kacaritakeun Kangjeng Raja boga selir,
Tunjungsari nu asalna ti Balangbangan.
Keur geulis téh hadé tata hadé basa deuih.
Nu matak kacida dipikaasihna ku Kangjeng Raja.
Komi deui basa nyaho Nyi Selir kakandungan mah.
Sabab Kangjeng Raja teu acan kagungan putra.
Boh ti praméswari, boh ti selir-selir séjénna.
Nyi Tunjungsari kacida pisan didama-damana,
lir nanggeuy endog beubeureumna.
Praméswari ngarasa timburu ka Tungjungsari.
Leuwih jauh ti éta, sieun kasilihkeun kaasih.
Ceuk pamikirna, lamun Tunjungsari boga anak,
geus moal henteu kanyaah Kangjeng Raja
bakal tamplok kabéh ka Tunjungsari.
Malah bisa jadi anakna bakal jadi Raja Anom,
anu baris ngaganti Kangjeng Raja,
mangkon kaprabon di Nagara Sokadana.
Mangka harita kakandungan Nyi Tunjungsari
geus rék maju ka salapan bulan.
Ti dinya Praméswari nyieun réka perdaya,
pikeun nyingkirkeun Tunjungsari ti karaton.
Hiji mangsa Praméswari dodoni ka Kangjeng Raja,
pokna, “Nun Kakang Prabu, awon nu kapiunjuk.
Pun Tunjungsari kagungan lampah teu uni,
cidra ka pangersa Kakang Prabu,
kapendak nuju bobogohan di enggon,
sareng hiji mantri anu ngaranna pun Panolih.
Bilih teu percanten mah seueur saksina ogé.”
Kangjeng Raja henteu percanteneun.
Tuluy baé ngumpulkeun saksi-saksina,
sakumaha panuduhan Praméswari.
Kabéh saksi nyaenyakeun carita Praméswari.
Ari sababna, kabéh ogé anu jadi saksi,
geus meunang nyetélkeun Praméswari,
kudu nyarita kitu bari meunang bayaran.
Sabalikna lamun teu nurut ka Praméswari,
diancam baris dipocot tina kalungguhanana.
Pikeun leuwih ngayakinkeun Kangjeng Raja,
Praméswari ngadatangkeun Ajar Guna Wisésa,
tukang tatapa sarta kaceluk luhur élmuna.
Lantaran geus sailon jeung Praméswari téa,
pok Ki Ajar nyarita, “Awon nu kapiunjuk,
numutkeun sawangan sim abdi mah,
Nyi Tunjungsari parantos midua manah,
malih orok anu aya dina kandunganana ogé,
saleresna mah nya putra ti pun Panolih.”
Ngadéngé omongan Ajar Guna Wisésa kitu,
Kangjeng Raja kacida pisan ambekna.
Harita kénéh Tunjungsari jeung Panolih,
kudu dibawa ka leuweung sarta dihukum pati.
Kangjeng Raja nimbalan ka Patih Jayéng Pati,
“Cangkalak Si Tunjungsari jeung Si Panolih,
bawa ka leuweung sarta kudu dipaéhan di ditu.
Ayeuna kénéh tong diengkékeun deui.
Teukteuk ceulina sarta bawa pikeun bukti!”
Gancangna baé Tunjungsari jeung Panolih,
dibanda bari digiringkeun ka leuweung.
Tapi ku lantaran Ki Patih apal ka nu saenyana,
yén Tunjungsari keuna pitenah praméswari,
duanana henteu nepi ka dihukum pati.
Tunjungsari disingkurkeun ka tempat anu buni.
Ari mantri Panolih dititah indit ti Sokadana.
Kabeneran deuih harita manggih mayit,
anu maot lantaran keuna ku sasalad,
ceulina diteukteuk disanggakeun ka Raja.
Bari dina kaayaan anu kacida prihatinna,
brol baé atuh Tunjungsari téh ngalahirkeun.
Orokna lalaki, kasép nyeplés Kangjeng Raja.
Ki Patih jeung pamajikanana ngalongok.
Orok téh dipapangku jeung digaléntoran,
ku Ki Patih jeung pamajikanana,
lantaran inget kana nasibna anu prihatin.
Terus baé éta orok téh ku Ki Patih
dibéré ngaran Radén Panji Lembu Wulung.
Anu katelah nénéhna baé: Panji Wulung.
Panji Wulung kacida dipikanyaahna ku Ki Patih.
Méh saban waktu dilongokan jeung diasuh.
Ti leuleutik geus diajar rupa-rupa kabisa.
Ti peuting diajar nulis jeung maca lontar.
Ari ti beurang dilatih élmu olah kanuragan,
dibarengan ku dua pangiringna adi-lanceuk,
ngaranna Ki Janggala jeung Ki Janggali,
anu ngahaja meunang metakeun Ki Patih.
Panji Wulung ogé dilatih élmu kabedasan.
Bedas lantaran asak ku kabiasaan latihan,
lain ku jalan jampé pamaké anu dipuasaan.
Panji Wulung kudu ngangkat timah jeung beusi,
unggal isuk ulah aya anu kalarung.
Sarta unggal poé éta timah jeung beusi téh,
beuratna kudu ditambahan saeutik-saeutik.
Pangaruhna katénjo kalawan tétéla,
awak Panji Wulung jadi ngeusi jeung cangker,
sarta tanagana bedas hésé babandinganana.
Sanggeus Panji Wulung nincak sawawa,
bébéja ka Ki Patih nu jadi bapa angkatna,
yén manéhna hayang ngalalana,
néangan luang jeung pangalaman,
sakumaha adatna nonoman alam harita.
“Alus ayeuna Agus aya karep hayang ngalalana,
da mémang geus sakuduna ogé kitu lalaki mah.
Ulah kurung batok ngotok ngowo waé di lembur,
ambéh pikiran terbuka jeung jembar panalar,”
ceuk Ki Patih bari terus méré rupa-rupa pituah.
“Tapi saméméh Agus indit ngalalana,
Bapa hayang nguji heula kabedasan Agus,”
ceuk Ki Patih deui dibarung ku imut deudeuh.
Panji Wulung kudu mentang gada beusi,
gada pusaka anu beuratna dua pikul.
Salian ti éta kudu mentang gondéwa beusi,
anu gedéna sagedé tangkal jambé.
Gada geus dijingjing ku Panji Wulung,
ditangtang-téngténg jiga nu hampangeun pisan.
Matak kagét kabéh sakur anu ningali.
Ceg Panji Wulung kana gondéwa beusi.
Gondéwa geus kajungjungkeun gampang pisan.
Ceg kana panah beusi anu gedé sagedé halu.
Tuluy dipentangkeun jauh pisan.
Surak kabéh jalma anu naringali.
Ki Patih kacida pisan bungahna.
Tétéla Panji Wulung tanagana bedas pisan.
Di Sokadana geus moal aya tandingna.
Geus meujeuhna lunta ninggalkeun lembur,
néangan luang jeung pangalaman anyar.
Kocapkeun Panji Wulung geus ngalalana,
lunta ti nagara dibarengan ku pangiring nu satia,
pangiring kembar Janggala reujeung Janggali.
Leumpang antaré bari saruka bungah.
Mapay-mapay jalan, mipir-mipir pasir.
Sup ka leuweung ganggong sima gonggong.
Mapay jalan satapak paranti mileuweungan.
Tuluy reureuh handapeun tangkal kai badag.
Balakécrakan muka timbel bebekalan.
Keur kitu, torojol tilu jalma jarangkung gedé.
Nyampeurkeun ka Panji Wulung saparakanca.
Karepna arék ngabégal anu keur lumampah,
sosorongot ménta barang babawaan Panji Wulung.
“Ké heula, Paman, gampang masrahkeun
babawaan mah,” ceuk Panji Wulung ka éta bégal.
“Ayeuna mah urang pabedas-bedas tanaga.
Tuh, lamun itu catang bisa kaangkat ku Paman,
kuring seja nurut kana kahayang Paman.”
Bégal-bégal asa ditangtang ku budak satepak.
Nyampeurkeun catang nu malang di jalan.
Tuluy dipanggul, tapi weléh henteu kapanggul.
Malah kawiwirangan tangka prat-prét-prot hitut.
Catang dipanggul ku tilu bégal babarengan,
henteu bisa onggét-onggét acan ku tina beuratna.
“Sok ayeuna jungjungkeun ku manéh,
ku manéh ogé tangtu moal bisa kaangkat!”
Lurah bégal ngomong bengis ka Panji Wulung.
Ti dinya Panji Wulung manggul catang,
catang kajungjungkeun siga hampangeun pisan.
Lurah bégal anu ngaran Jayapati bluk nyuuh,
ngaku taluk ka Panji Wulung.
Kitu deui jeung dua baturna,
Kebo Manggala jeung Kebo Rarangin.
Seja milu ngalalana ka Panji Wulung,
ngitung lembur ngajajah milang kori.
20. “Ayeuna Radén badé angkat ka mana?”
Jayapati nanya ka Panji Wulung.
“Kuring téh hayang néangan luang
jeung pangarti,” témbal Panji Wulung.
Jayapati nyaritakeun yén teu jauh ti dinya,
aya patapan Ajar Guna Wisésa,
resi nu katotol sakti manggulang-mangguling.
Anu matak loba anu guguru di dinya,
muridna datang ti mana ti mendi.
Panji Wulung ngadatangan patapan,
tuluy guguru ka Ki Ajar Guna Wisésa.
Panji Wulung diajar rupa-rupa ajian,
ngawirid élmu kabedasan jeung kadugalan.
Beurang peuting méh taya reureuhna,
nepi ka sababaraha ajian apal cangkem.
Panji Wulung ngarasa kesel,
lantaran ngaji élmu bari teu jeung prakna.
Jadi henteu nyaho hasil tina diajarna.
Panji Wulung nepikeun éta hal ka Ki Ajar.
Ngadéngé kitu, Ki Ajar kacida ambekna.
Panji Wulung dicarékan laklak dasar,
disebut cucungah kumawani ka nu jadi guru.
Malah leuwih ti kitu, Ki Ajar anu barangasan,
nepi ka neunggeulna pisan ka Panji Wulung.
Tapi Panji Wulung henteu réngrot-réngrot.
Nénjo kitu, Ki Ajar beuki napsu baé.
Panji Wulung diteunggeul sirahna ku tongkat,
tapi kalah ka tongkatna anu potong.
Ngarasa dianiaya bari teu tuah teu dosa,
Panji Wulung ogé henteu cicingeun.
Jung nangtung pasang kuda-kuda,
der baé gelut patutunggulan jeung Ki Ajar.
Murid-murid Ki Ajar milu narajang,
béla ka nu jadi guru, ngoroyok Panji Wulung.
Nénjo kaayaan kitu, Janggala jeung Janggali,
Jayapati, Kebo Manggala, katut Kebo Rarangin,
maju ngabéla ka dununganana, Panji Wulung.
Limaan dirempug ku jalma puluh-puluh,
tetep tagen henteu katémbong ripuh.
Malah murid-murid Ki Ajar loba anu kasoran,
teu kuat ngayonan Panji Wulung sabalad-balad.
Ki Ajar tarung patutunggulan ka Panji Wulung.
Mimitina ngadu tanaga, sarua kuat jeung bedasna.
Ti dinya ngadukeun pakarang gagamanana.
Ki Ajar mesat gobang, Panji Walung nyabut keris.
Ahirna Ki Ajar Guna Wisésa nepi ka patina,
beuteungna budal-badil ditewek ku Panji Wulung.
Sanggeus guruna perlaya mah,
murid-muridna bubar katawuran,
baralik deui ka lemburna séwang-séwangan.
Panji Wulung neruskeun deui lalampahanana,
ngitung lembur ngajajah milang kori,
néangan luang jeung pangalaman anyar.
Janggala jeung Janggali henteu tinggal,
kitu deui Jayapati jeung dua baturna,
anu ayeuna beuki ajrih baé ka Panji Wulung.
Salila leumpang Janggala-Janggali cacarita,
yén saenyana Ajar Guna Wisésa téh,
resi anu sapongkol jeung Praméswari,
pikeun nyingkirkeun ibuna Panji Wulung.
Janggala buka rusiah ka Panji Wulung.
“Anu saéstuna, Radén téh putra Raja Sokadana,
da ari Radén Patih mah mung rama pulung,”
ceuk Janggala anu dihaminan ku Janggali.
Ngadéngé kitu, Panji Wulung kacida kagétna.
Barabat atuh Janggala nyaritakeun,
kajadian sawatara taun ka tukang di Sokadana.
Nyi Tunjungsari, ibuna Panji Wulung téa,
dipitnah ku Praméswari boga lampah sérong,
bobogohan jeung hiji mantri ngaran Panolih.
Praméswari sapongkol jeung Ajar Guna Wisésa,
nepi ka omonganana dipercaya ku Kangjeng Raja.
Ahirna Nyi Tunjungsari disingkurkeun ku Patih.
Panji Wulung nganuhunkeun ka Janggala,
anu geus muka rusiah lalakon hirupna.
Henteu karasa, Panji Wulung anjog ka basisir.
Di tengah laut katingali kapal cai labuh jangkar.
Teu lila aya sawatara kalasi turun tina sampan,
hanjat ka darat rék ngala cai nginum keur di kapal,
apan cai laut mah teu bisa dipaké nginum.
Panji Wulung sabatur-batur milu kana sampan.
Terus haranjat kana kapal cai rék milu balayar.
Ka mana baé balayarna éta kapal cai arék milu.
Henteu puguh anu dijugjug da keur ngalalana.
Anu penting mah bisa meuntas lautan.
Ari anu boga kapal téh urang Malayu Patani.
Umurna ngora kénéh, ngaranna Daéng Bramani.
Marih kénéh turunan Raja-raja Bugis ti akina.
Daéng Bramani amprok jeung Panji Wulung,
dunana ngarasa cop jeung lelembutanana,
tuluy baé sosobatan lir dulur pet ku hinis.
Ti dinya kapal cai maju deui ngambah sagara,
anjog baé ka Tanah Patani lembur Ki Daéng.
Panji Wulung kacida dibagéakeunana,
kacida disenangkeunana ku Daéng Bramani.
Meunang sataun ngumbara di Patani,
Panji Wulung neruskeun deui lalampahanana,
Panji Wulung sabaladna indit ka Cempa,
Inditna dibarengan ku Daéng Bramani, anu embung paanggang jeung sobatna.
Daéng Bramani jeung Panji Wulung,
geus kedal jangji arék terus babarengan,
ka cai jadi saleuwi, ka darat jadi salebak.
Datang ka Nagara Cempa,
Panji Wulung jeung batur-baturna,
lumampahna milemburan masisian.
Nepi ka hiji lembur anu singkur,
Panji Wulung bubujang di hiji tukang tani.
Molah sawah molah kebon dilakonan,
henteu tumarimpang bobolokot ku leutak.
Pagawéanana nyugemakeun si tukang tani,
lantaram hasil tatanénna cukul leuwih ti biasa.
Kacaritakeun dina hiji mangsa,
éta lembur diserang jeung diranjah ku bégal.
Urang lembur teu daya teu upaya,
ngayonan bégal anu jumlahna leuwih loba,
barengis sarta taya ras-rasan pisan.
Panji Wulung jeung Daéng Bramani,
katut parapangiringna anu limaan téa,
merangan bégal nepi ka loba anu paéh,
sawaréh deui kalabur katawuran
Bégal anu nyésa ngan kari tujuhan,
tujuhanana taraluk ka Panji Wulung,
sarta jangji rék satia satuhu ka Panji Wulung.
Sanggeus aya kana sataunna cicing di dinya,
Panji Wulung neruskeun deui lalampahanana.
Mapay-mapay leuweung geledegan.
Ayeuna mah anu leumpang téh jadi lobaan,
da ditambahan ku urut bégal anu tujuhan téa.
Kabéh ngarasa ajrih ka Panji Wulung.
Anjog baé ka hiji tegal upluk-aplak.
Ti kajauhan katénjo aya hiji awéwé,
anu keur dipaksa pirusa rék dirogahala
ku lalaki jangkung hideung kawas badawang.
Panji Wulung nyokot gondéwa jeung panahna.
Si lalaki dipentang, keuna pisan kana tarangna.
Harita kénéh ngajungkel teu nyanggapulia.
Si awéwé disampeurkeun ku Panji Wulung.
Éta awéwé ngagabrug ka Panji Wulung,
ceurik bungah geus leupas tina marabahaya.
Awéwé geulis keur meujeuhna rumaja putri.
Ku Panji Wulung ditalék pangna bisa aya di dinya.
Barabat atuh nu geulis nyaritakeun lalakonna.
Ari ngaranna anu saéstu Putri Andayaningrat,
putri kadeudeuh Kangjeng Raja Cempa.
Nyi Putri dipaling ku Mantri Panglima Banggali,
mantri anu purah ngurus gajah di Cempa.
Mantri anu kacida dipercayana ku Kangjeng Raja,
bet henteu nyangka ahir-ahir boga lampah nirca.
Maling Nyi Putri ku cara réka perdaya.
Kocapkeun kaayaan di Nagara Cempa,
harita keur guyur jeung tagiwur,
Nyi Putri dibawa kabur ku Mantri Panglima.
Énggal Kangjeng Raja ngémbarkeun saémbara.
Saha-saha anu bisa meunangkeun deui Putri,
komo bari jeung maéhan Mantri Panglima,
baris dikawinkeun ka Nyi Putri anu geulis,
sarta diangkat jadi Raja Anom di Cempa.
Jalma-jalma ubyag naréangan Nyi Putri,
sakuliah nagara disaksrak taya nu kaliwat.
Aya mantri ngora ngaranna Andakasura,
Manéhna manggihan Mantri Panglima Banggali,
geus jadi mayit ngajoprak di tegal sisi leuweung.
Andakasarura ngabohong ka Raja Cempa,
Mantri Panglima geus dipaéhan ku manéhna.
Ari Nyi Putri cenah henteu kapanggih di dinya.
Raja Cempa jeung Praméswari kacida sedihna,
disangkana Putri Andayaningrat geus maot,
sarta dirogahala ku Mantri Panglima.
Panji Wulung ngutus Daéng Bramani
pikeun ngirimkeun surat ka Raja Cempa.
Eusi suratna nétélakeun yén Nyi Putri salamet,
sarta ayeuna keur aya di jalan rék ka karaton.
Surat geus katampa sarta terus dibaca.
Kangjeng Raja bungah anu taya papadana,
nampa surat ti Panji Wulung.
Harita kénéh Kangjeng Raja nimbalan Patih,
mantri, katut paraponggawa lianna,
pikeun nyieun upacara mapag Nyi Putri.
Raja Cempa jeung praméswari kacida bungahna.
Panji Wulung dikawinkeun jeung Nyi Putri,
sarta harita kenéh dijenengkeun Prabu Anom,
ngaranna diganti jadi Pangéran Déwa Kusumah.
Ari Daéng Bramani jadi Demang Urawan.
Der ngayakeun pésta tujuh poé tujuh peuting.
Tatabeuhan ngageder méh taya eureunna.
Jelema datang ti suklakna ti siklukna.
Kacaritakeun Mantri Andakasura anu julig.
Kanyahoan bohongna ku Kangjeng Raja,
anu ngaku-ngaku geus maéhan Mantri Panglima,
sarta nyebutkeun Nyi Putri geus taya di kieuna.
Andakasura rék dihukum gantung di alun-alun.
Kangjeng Raja ménta timbangan Prabu Anom.
Andakasura dihampura ku Prabu Anom,
sarta dibébaskeun tina hukumanana,
asal daék enya-enya satia-satuhu kumawulana.
Tapi Mantri Andakasura kalah ka nyucud.
Ti peuting kabur ka Nagara Gilingwesi.
Mangadu ka Raja Gilingwesi anu majar sakti.
Raja Cempa geus jalir jangji pasang subaya.
Ka Raja Gilingwesi, Andakasura tetep ngaku,
yén manéhna anu maéhan Mantri Panglima,
tapi Nyi Putri kalah dikawinkeun jeung nu lian,
jeung jalma anu henteu puguh asal-usulna,
ari manéhna cenah kalah diusir ti nagara.
Raja Gilingwesi anu katelah barangasan,
kasundut ku caritaan Mantri Andakasura,
anu salawasna ngagogoréng Raja Cempa,
tapi bari ngalem muji-muji Raja Gilingwesi.
“Lamun kitu mah Raja Cempa kudu diwarah!”
ceuk Raja Gilingwesi bari ngagidir ambek.
Harita kénéh maréntah Patih mepek balad,
pikeun ngarurug ka Nagara Cempa,
bari sakalian ngiwat Putri Andayaningrat.
Ngadéngé béja nagarana rék dirurug
ku Raja Gilingwesi anu majar sakti,
Raja Sepuh miris bari rada humar-hemir.
“Sawios Ama mah calik-calik baé,
Raja Gilingwesi badé dipayunan ku sim abdi,”
ceuk Prabu Anom ka Raja Sepuh.
Prabu Anom dibarengan ku Demang Urawan,
harita kénéh mepek balad di alun-alun.
Leugeudeut indit mapag musuh di palabuan.
Prajurit Cempa ngadago musuh di palabuan.
Teu lila daratang pasukan ti Gilingwesi.
Jlung-jleng tina parahu di sisi basisir.
Dipapag ku prajurit Cempa di darat.
Der perang campuh kacida ragotna.
Prajurit Cempa diluluguan ku Daéng Bramani,
perangna taya kagimir taya karisi.
Pasukan Gilingwesi katétér loba nu paéh.
Sawaréh kalabur mubus ka leuweung.
Raja Gilingwesi lumpat ngabecir,
karepna arék kabur kana parahu.
Keur lumpat dipegat ku hiji mantri,
mantri nu keur kakaburan ti Gilingwesi.
Raja Gilingwesi ditewek beuteungna ku keris.
Raja Gilingwesi perlaya sapada harita.
Ngajoprak teu usik teu malik dina kikisik.
Prajurit Gilingwesi anu harirup kénéh,
serah bongkokan ka Sang Prabu Anom.
Mantri anu maéhan Raja Gilingwesi,
ditalék ku Prabu Anom asal-usulna,
sarta pangna maéhan ka Raja Gilingwesi.
Éta mantri ngaranna anu saéstu Sudarma,
keur kakaburan ti Nagara Gilingwesi,
lantaran henteu satuju kana lampah raja,
anu maréntah karajaan sakarep ingsun.
Ngan wungkul mikiran kasenangan pribadi,
ari rahayatna hirup susah jeung loba kasieun.
Mantri Sudarma dibawa ka Karaton Cempa,
kitu deui jeung prajurit Gilingwesi nu geus taluk.
Sudarma diangkat jadi patih di Gilingwesi,
ngaranna diganti jadi Patih Kalana Suraludira,
minangka wawakil Raja Cempa di Gilingwesi.
Der atuh ngayakeun pésta rongkah,
urang Cempa jeung urang Gilingwesi ngahiji,
suka-seuri suka-bungah pésta babarengan.
Dina hiji mangsa, Raja Sepuh ngaraos,
yén anjeunna geus meujeuhna lirén jadi raja.
Nya kalungguhanana dipasrahkeun ka mantuna,
anu geus katulup sarta kauji wewesénna,
sarta katingali nyaahna ka sakumna rahayat.
Prabu Anom kapapancénan mangkon kaprabon,
ngaheuyeuk dayeuh di Karajaan Cempa,
katut sawatara nagara jeung daérah bawahanana.
Gelarna anu anyar Adipati Déwa Kusumah.
Kocapkeun Patih Jayéng Pati di Sokadana,
patih anu ngarorok Panji Wulung keur budak,
ayeuna geus boga anak lalaki sawawa,
ngaranna Radén Panji Pamekas.
Radén Panji dijadikeun anak kukut ku Raja,
lantaran Kangjeng Raja teu kagungan putra.
Malah digadangkeun baris ngagentos anjeunna,
jadi Prabu Anom di Nagara Sokadana.
49. Patih Jayéng Pati inget ka Panji Wulung,
keur kitu torojol utusan ti Raja Cempa,
Demang Urawan katut Janggala Janggali.
Ngirimkeun surat ti Panji Wulung,
anu ayeuna geus mangku kaprabon di Cempa.
Sanggeus dibaca sarta dibaca eusina,
Ki Patih jeung pamajikanana kacida bungahna,
henteu nyangka saeutik-saeutik acan,
yén Raja Cempa anu anyar téh Panji Wulung.
Kacaritakeun Sang Prabu Déwakeswari,
waktu keur moro ngobrol jeung Ki Patih.
Raja nyaritakeun yén geus sababaraha kali,
Nyi Tunjungsari datang dina impianana.
Patih meunang kasempetan hadé pikeun balaka,
yén saenyana Tunjungsari masih kénéh hirup.
Malah anakna, nya anak Raja Déwakeswari,
anu harita masih kénéh aya dina kandungan,
kiwari geus ngadeg raja di Nagara Cempa.
Barabat atuh Patih nyaritakeun lalakonna,
ti mimiti Tunjungsari diusir ti karaton,
lantaran dipitenah ku Praméswari,
nepi ka nampa surat ti Raja Cempa.
Raja bungah ngadéngé caritaan Patih kitu.
Timbul benduna ka Praméswari anu julig.
Harita kénéh Tunjungsari diala ka karaton,
sarta dijenengkeun jadi praméswari,
ngaranna diganti jadi Ratu Sekar Kancana.
Ari praméswari anu julig téa dipanjara.
Ki Patih dijurung ka Cempa ku Kangjeng Raja,
dititah ngala Raja Cempa katut praméswarina,
supaya bisa kabawa duanana ka Sokadana.
Ki Patih jeung pamajikanana katut pangiringna,
balayar ka Nagri Cempa nohonan timbalan Raja.
Kocapkeun geus balik deui ka Sokadana,
dibarengan ku Raja Cempa katut praméswarina.
Pikeun ngajalankeun pamaréntahan sapopoé,
dipercayakeun ka Patih katut sawatara mantri.
Tepi ka Sokadana rombongan ti Cempa
dipapag ku upacara anu kacida rongkahna.
Kangjeng Raja katut praméswari anyar téa,
nyacapkeun kasono jeung putra kadeudeuh,
Panji Wulung anu ayeuna geus jadi Raja Cempa.
Ti dinya Kangjeng Raja masrahkeun kaprabon.
Tuluy babadamian jeung Panji Wulung,
nya dipasrahkeun anak ka Radén Panji Pamekas,
minangka pamulang tarima kana kasatiaan Ki Patih.
Radén Panji diistrénan, gelarna Prabu Déwabrata.
Kocapkeun Mantri Andakasura anu julig,
nyaho Cempa ditinggalkeun ku rajana,
tuluy mangaruhan Patih katut mantri lianna,
sangkan nyingkirkeun Prabu Déwa Kusumah.
Méh sakabéh pangeusi karaton kapangaruhan,
lantaran dibéré duit jeung rupa-rupa hadiah,
iwal mantri kolot nu ngaran Ngabei Martadipura.
Ki Ngabei dicangkalak sarta dipanjara.
Kitu deui pangeusi karaton séjénna
anu teu daék biluk ka Ki Patih jeung Andakasura.
Prabu Déwa Kusumah jeung rombonganana,
tepi ka palabuan Nagara Cempa ti Sokadana,
dipapag ku pasukan Patih jeung Andakasura,
Rombongan Sang Prabu ditémbakan ti darat.
Keur kitu torojol kapal perang ti Gilingwesi,
mantuan Sang Prabu ngalawan anu merangan.
Pasukan Ki Patih jeung Andakasura teu tahan,
sawaréh perlaya, sawaréh deui serah bongkokan.
Ki Patih jeung Andakasura katangkep.
Minangka hukumanana keur Ki Patih,
diturunkeun pangkatna jadi mantri biasa,
lantaran saméméhna kaitung gedé jasana.
Lampahna anu cidra lantaran kaangsonan
ku Andakasura anu teu weléh sirik pidik.
Ari Andakasura dibawa ka alun-alun,
tuluy dihukum gantung di dinya.
Mantri-mantri anu mantuan Andakasura,
dihukumanana luyu jeung kasalahanana.
Aya anu dipanjara, aya ogé anu dipocot.
Pikeun gaganti patih anu geus cidra,
Demang Urawan dijenengkeun jadi patih,
ngaranna katelah Arya Patih Suréng Jurit.
Kuwu Palabuan anu nangkep buronan,
Ki Patih jeung Andakasura di basisir,
dibéré tanah jeung ngabawah somahan.
Kitu deui mantri katut ponggawa nu satia,
kabéh pada meunang hadiah ti Raja.
Sang Prabu Déwa Kusumah
tetep tumetep di Nagara Cempa,
dibarengan ku Arya Patih Suréng Jurit,
henteu tinggal Janggala reujeung Janggali.
Kitu deui Jayapati jeung batur-baturna,
tetep satia satuhu ka Sang Prabu.
Ibu-ramana katut Patih Jayéng Pati,
linggihna dikumakarepkeun baé,
sakapeung di Sokadana, sakapeung di Cempa.
(Diropea tina Wawacan Panji Wulung, RH Muhammad Musa)
Wednesday, June 20, 2018
Kumpulan Soal PKN Kelas XI
Soal PKN pilihan ganda beserta jawabannya.
1. Apa system pemerintah yang dianut Indonesia...
a. Parlementer
b. Monarki
c. Absoluteisme
d. Prosedunsial
e. Presidensial
2. Pada saat terjadi deklarasi bangkok terjadi peristiwa...
a. Terbentuknya PBB
b. Terbentuknya KTT
c. Terbentuknya KAA
d. Terbentuknya APEC
e. Terbentuknya ASEAN
3. Indonesia resmi menjadi anggota PBB ke 60 pada tanggal...
a. 29 Oktober 1950
b. 28 Agustus 1950
c. 28 September 1950
d. 27 November 1950
e. 27 September 1950
4. Sebutkan komponen - komponen yang harus ada dalam hubungan internasional, kecuali...
a. Politik Internasional
b. Studi Peristiwa Internasional
c. Organisasi administrasi Internasional
d. Duta Internasional
e. Organisasi administrasi Internasional
5. Kantor Sekretariat ASEAN berkedudukan di...
a. Singapura
b. Jakarta
c. Kuala Lumpur
d. Manila
e. Chiang Mai
6. Bidang yang meliputi ekonomi dan moneter internasional, ilmu pengetahuan, dan turisme (kepariwisataan) adalah bidang...
a. Bidang Publik
b. Bidang Privat
c. Bidang Ekonomi
d. Bidang Politik
e. Bidang keamanan
7. Pernyataan yang benar mengenai pendiri ASEAN adalah...
a. Indonesia ( Abdul Razak )
b. Thailand ( S. Rajaratnam )
c. Filipina (Narscisco Ramos )
d. Kamboja ( Thanat Khoman)
e. Timor Leste ( Adam Malik )
8. Kapan organisasi ASEAN didirikan...
a. 18 Agustus 1966
b. 8 Agustus 1966
c. 8 Agustus 1967
d. 9 Agustus 1966
e. 28 Agustus 1967
9. Berdasarkan isinya, hukum terbagi menjadi...
a. Hukum Nasional dan Hukum Internasional
b. Hukum Tertulis dan Hukum Tidak Tertulis
c. Hukum Publik dan Hukum Privat
d. Hukum Material dan Hukum Formal
e. Hukum Objektif dan Hukum Subjektif
10. Keseluruhan kaidah dan asas yang mengatur Hubungan atau persoalan yang melintasi batas-batas negara antar negara dan negara, negara dan lembaga atau organisasi internasional, merupakan pengertian dari hukum internasional menurut...
a. Hackwort
b. Wirjono Prodjodikoro
c. Sam Suhaendi
d. J.G. Staarke
e. Mochtar Kusumaatmaja
11. Hukum adalah sistem peraturan-peraturan yang teratur dan tersusun baik yang mengikat masyarakat banyak adalah menurut...
a. Plato
b. Socrates
c. Aristoteles
d. Soerjo W.
e. Utrecht
12. Salah satu alasan dilakukannya amandemen terhadap UUD 1945, yaitu membentuk struktur ketatanegaraan yang bertumpu pada...
a. DPR
b. Presiden
c. MPR
d. DPD
e. DPRD
13. Hukum yang mengatur hubungan antara dua orang atau lebih yang berlaku umum disebut hukum...
a. Hukum Publik
b. Hukum Objektif
c. Hukum Privat
d. Hukum Subjektif
e. Hukum Internasional
14. Apa bukti hubungan Internasional negara Indonesia...
a. Konverensi Tingkat Tinggi
b. KMB
c. Terciptanya UUD 1945
d. Diakuinya Indonesia sebagai negara hukum
e. KAA
15. Landasan struktural politik luar negeri Indonesia adalah...
a. Pasal 10 UUD 1945
b. Pasal 11 UUD 1945
c. Pasal 12 UUD 1945
d. Pasal 13 UUD 1945
e. Pasal 14 UUD 1945
16. Pemerintah dalam mengadakan kerja sama dan perjanjian internasional harus dengan persetujuan...
a. MPR
b. Lembaga Perwakilan Rakyat
c. DPR
d. Perwakilan Diplomatik
e. DPRD
17. Bantuan PBB dalam penyelesaian pertikaian Indonesia Belanda adalah dengan membentuk...
a. UNTEA
b. UNEF
c. UNDP
d. UNCI
e. UBCTAD
18. Organisasi kelengkapan PBB yang berwenang memberi saran kepada dewan keamanan adalah...
a. Mahkamah Internasional
b. Majelis Umum
c. Dewan Perwakilan
d. Dewan Ekonomi dan Sosial
e. Sekretariat
19. Salah satu peristiwa yang menggambarkan bentuk kerja sama yang dikembangkan bangsa Indonesia, kecuali...
a. Mengadakan perang antar negara
b. Menjadi anggota PBB
c. Pendiri GNB
d. Meprakarsai penyelenggaraan KAA
e. Menjadi salah satu pendiri ASEAN
20. Landasan idil politik luar negeri Indonesia adalah...
a. UUD 1945
b. TAP MPR
c. KEPRES
d. PP
e. Pancasila
21. Alasan pentingnya membuat perjanjian internasional adalah hubungan antar bangsa dan negara lain, untuk...
a. Memelihara kesungguhan masing-masing negara
b. Meningkatkan kegiatan hubungan diplomatik
c. Memudahkan kerjasama luar negeri di segala bidang
d. Menghormati kedaulatan negara yang merdeka
e. Lebih menjamin adanya kepastian
22. Memanfaatkan kerjasama internasional bagi bangsa Indonesia adalah...
a. Mewujudkan keamanan dan kesejahteraan
b. Mengetahui keunggulan bangsa-bangsa lain
c. Memperkuat pelaksanaan hokum internasional
d. Mengatasi segala macam masalah internasional
e. Meningkatkan kemajuan di berbagai bidang kehidupan
23. Tujuan hukum diantaranya, kecuali...
a. Sebagai fungsi kritis
b. Memberantas korupsi
c. Sebagai sarana penggerak pembangunan
d. Mendatangkan kemakmuran masyarakat
e. Mengatur pergaulan hidup manusia secara damai
24. Dimanakah Mahkamah Internasional berada...
a. London, Inggris
b. Amsterdam, Belanda
c. Den Hag, Belanda
d. New York, Amerika Serikat
e. Jakarta, Indonesia
25. Dibawah ini yang termasuk asas hukum internasional adalah asas...
a. Persamaan derajat
b. Kemanusiaan
c. Hak dan Kewajiban
d. Kepetingan umum
e. Kemerdekaan
26. Hubungan antar bangsa, diperlukan adanya saling menukar informasi yang berkaitan dengan bidang hukum antara bangsa yang dilakukan adalah asas...
a. Kebangsaan
b. Kepentingan umum
c. Persamaan derajat
d. Kemerdekaan
e. Keterbukaan
27. Siapakah lembaga yang bertugas sebagai penegak hukum, kecuali...
a. Polisi
b. MPR
c. Kehakiman
d. Kejaksaan
e. Advokat
28. Jika putusan pengadilan negeri dirasakan kurang memuaskan maka pihak yang merasa kurang puas tersebut dapat mengajukan... ke pengadilan tinggi.
a. Kasasi
b. Keputusan
c. Permohonan diri
d. Banding
e. Peninjauan kembali
29. Dimana dan tanggal berapa KTT ASEAN dilaksanakan...
a. Jakarta, 15 Januari 1967
b. Bandung, 24 Januari 1968
c. Bali, 24 Februari 1976
d. Jakarta, 14 Februari 1966
e. Bali, 10 Januari 1965
30. Luas perbatasan ZEE adalah...
a. 110 mil
b. 220 mil
c. 150 km
d. 12 mil
e. 200 mil
31. Dimanakah markas besar PBB...
a. Jakarta
b. London
c. Den Hag
d. New York
e. Jenewa
32. Hukum Nasional dan hukum Internasional merupakan jenis hukum menurut...
a. Bentuknya
b. Tempat berlakunya
c. Sifatnya
d. Sumbernya
e. Isinya
33. Sebuah hukum yang berisi sebuah larangan dan perintah untuk mengatur kepentingan-kepentingan dan hubungan-hubungan dalam bermasyarakat dan bernegara, pengertian hukum...
a. Hukum material
b. Hukum pidana
c. Hukum publik
d. Hukum privat
e. Semua benar
34. Perjanjian internasional yang dibuat oleh hdua negara disebut...
a. Perjanjian internasiol
b. Persetujuan internasional
c. Persepakatan bilateral
d. Perjanjian kompleks
e. Perjanjian bilateral
35. Berdasarkan UUD 1945 Pasal 1 ayat 3, negara Indonesia ialah...
a. Negara kesatuan
b. Negara hukum
c. Negara agraris
d. Negara kepulauan
e. Negara yang berbentuk republik